Fenomena Gerhana Bulan Merah Darah, Umat Islam Diminta Shalat Gerhana

0
2595
Ilustrasi
Ilustrasi
Ilustrasi

MBNews, Tarakan – Jika langit Tarakan tidak diselimuti awan atau hujan pada Sabtu malam (4/04/2015), yang bertepatan dengan 14 Jumadil Akhir 1436 Hijriyah, masyarakat Tarakan serta Kalimantan Utara (Kaltara) pada umumnya, bisa menikmati pemadangan langka Gerhana Bulan merah Darah ( Blood Moon) yang terjadi pada pukul 18.16 sampai 21.45 Wita.

Melihat adanya fenomena alam tersebut, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kaltara K.H.Zainuddin Dalila mengatakan, Fenomena alam seperti gerhana bulan tidak ada hubungannya dengan mistis, justeru dalam ajaran Islam pada saat terjadinya gerhana tersebut umat Islam yang ada diwilayah Kaltara untuk melakukan shalat sunnah gerhana secara berjamaah, sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad Saw., dan dianjurkan (sunnah muakkadah) untuk bertakbir terlebih dahulu.

“Selain Shalat Gerhana, umat Islam juga dianjurkan untuk memperbanyak zikir, doa, istighfar, sedekah, dan melakukan amal-amal kebajikan lainnya pada saat gerhana sedang berlangsung.” Ungkap Zainuddin Dalila, Kepada merahbirunews.com, Jumat (3/4/2015).

Lanjut Kiyai Kharismatik ini, fenomena alam gerhana bulan apapun namanya termasuk gerhana bulan merah darah hendaknya jangan dikaitkan dengan hal gaib, gerhana yang terjadi hendaknya dipandang sebagai bentuk kekuasaan dan kebesaran Allah S.W.T.

“Gerhana bulan yang terjadi, merupakan kebesaran dan kekuasaan Allah SWT. ” Tegas Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Tarakan ini.

Untuk diketahui, berdasarkan  Data Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) menyebutkan, warna ‘darah’ terjadi karena bulan tertutup bayangan bumi. Namun cahaya matahari terbiaskan, hingga menimbulkan efek kemerah-merahan.

Blood moon terjadi akibat pantulan atmosfer bumi, yang umumnya disebabkan dari kumpulan debu letusan gunung berapi. Efek semburan atmosfer bumi yang terpampang di permukaan bulan, menyebabkan bulan yang semula putih kekuningan, menjadi merah darah. Semakin tebal kumpulan debu di atmosfer, semakin merah pula warna bulan. (run)