“Kita lihat di beberapa bulan yang akan datang, karena ini kita berbicara di energi bukan produk lain yang bisa kita jual kemudian orang beli tidak beli silahkan, tapi ini berdampak cukup luas karena ini dipakai oleh masyarakat,” kata Dwi, Selasa (12/5/2015)
Dwi menuturkan, peluncuran Pertalite sendiri sampai saat ini masih dalam proses pengurusan perizinannya. Adapun, uji coba Pertalite ini juga akan menjadi varian bagi kendaraan yang spesifikasi mesinnya memakai RON 90.
Tidak hanya itu, mengenai infrastruktur juga harus dipersiapkan, Dwi mengaku jika sudah diluncurkan masyarakat justru sulit menemukan BBM jenis baru tersebut.
“Itu harus dikaji dengan baik agar nanti begitu di launching benar-benar kita menjamin kepada masyarakat itu lebih baik bagi konsumen, jadi uji coba yang matang dan sosialisasi termasuk infrastruktur juga,” tambahnya.
Sementara mengenai izin kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dwi mengungkapkan secara legal tidak ada yang mengharuskan peluncuran BBM jenis baru tersebut izin kepada parlemen. Namun, kata Dwi, sebagai perwakilan rakyat harus juga disosialisikan mengenai BBM jenis baru tersebut.
“Parlemen itu wakil rakyat tentu parlemen harus tahu sebaik-baiknya agar rakyat mempertanyakan ke parlemen, parlemennya menjawab sebaik-baiknya, sosialisasi penting dan membutuhkan waktu,” pungkasnya.
