1 Siswi di Tarakan tidak ikuti Ujian Nasional karena sakit

0
937
Pelaksanaan UN CBT di SMA Negeri 1 Tarakan (hfa)
Pelaksanaan UN CBT di SMA Negeri 1 Tarakan (hfa)
Pelaksanaan UN CBT di SMA Negeri 1 Tarakan (hfa)

MBNews, Tarakan – Hari pertama ujian nasional (UN) di Tarakan, 1 siswi dari SMK Negeri 1 Tarakan bernama Dwi Oktavia tidak bisa mengikuti ujian karena sakit. Untuk itu yang bersangkutan diwajibkan mengikuti ujian susulan yang dilaksanakan 20 April 2015 mendatang. Selebihnya Ujian Nasional tingkat SMA/SMK/MA Sederajat yang dilaksanakan berjalan aman dan lancar baik yang mengunakan metode manual maupun dengan computer base test (CBT)

Kepala Bidang Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Tarakan Tajudin Noor disela-sela pemantauan pelaksanaan ujian nasional di SMA Negeri 1 Tarakan, Senin (13/4/2015) ungkapkan, kondisi siswa yang sakit tersebut diluar dugaan panitia ujian nasional di Tarakan karena melalui rapat terakhir yang dilakukan 1 hari sebelum ujian nasional, Dinas Pendidikan sudah melakukan pemantapan baik segi infrastruktur pendukung hingga peserta ujian nasional.

“Kita sudah cek kemarin sudah baik, tapi sayangnya hari ini ada 1 siswi asal SMK 1 tidak bisa ikut karena sakit pada tulang belakang dan mengakibatkan terjadinya masalah pengeroposan tulang,” Kata Tajudin

Dinas pendidikan sudah memerintahkan sekolah dari Dwi Oktavia membuat berita acara karena kejadian tersebut lalu memberi kelonggaran yang bersangkutan untuk menjalani pengobatan namun haknya dalam mengikuti UN tidak hilang karena masih bisa ikut ujian susulan. Sementara itu hari ini tidak ada siswa yang mengikuti ujian di dalam lembaga permasyarakatan karena mendapat hukuman pidana dan hal ini patut disyukuri.

“Untuk UN di Lapas menurut laporan yang masuk tidak ada dilaksanakan, namun selama pelaksanaan ujian akan kita pantau terus terkait keberadaan peserta, jangan sampai ada yang malah tidak mengikuti ujian karena berbagai hal.

Sementara Sekretaris Daerah Tarakan dr. Khaerul saat lakukan pemantauan ujian mengungkapkan, pelaksaaan ujian yang dilaksanakan dengan system computer base test (CBT) sudah baik dan dapat memudahkan siswa lama mengerjakan soal.

“Kalau UN CBT ini sudah tidak perlu melingkari jawaban dari siswa dan tinggal memilih opsi yang tertera di computer, hal ini sangat baik sehingga konsentrasi siswa lebih fokus, cara ini lebih baik dan efisien bagi siswa maupun guru” Ujar Dr. Khaerul

Pelaksaaan UN CBT juga membuat nama Tarakan semakin baik karena satu-satunya wilayah Kabupaten dan Kota di Kaltara melakukannya “Diharapkan hal ini menjadi contoh bagi daerah lain yang belum melakukan UN CBT dapat belajar di Kota Tarakan.” Ungkap Khaerul Bangga

Ujian Nasional memang bukan menjadi patokan bagi kelulusan siswa saat ini, namun diharapkan nilai yang didapat siswa di Tarakan juga lebih baik karena hal ini merupakan modal masuk ke perguruan tinggi lebih mudah. Beban psikologis akibat nilai kelulusan juga menjadi hal yang perlu diperhatikan, untuk itu siswa dipesankan akan memperhatikan mutu nilai yang didapatkan.

“Kami harapkan untuk sekolah negeri yang ada di Tarakan dapat mengunakan system UN CBT karena ini baik sekali untuk prinsip efesiensi terutama dalam hal pengurangan penggunaan kertas secara berlebihan,” Ujar Khaerul (hfa)