Beras Plastik Rawan Masuk Melalui Perbatasan

0
850
Ilustrasi
Ilustrasi
Ilustrasi

MBNews, Tarakan – Semenjak mencuatnya penjualan beras plastik yang dioplos dengan beras asli, Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Kota Tarakan, mengambil langkah antisipasi masuknya beras plastik tersebut ke Tarakan. Pasalnya disinyalir beras asal Negara Tirai Bambu Cina tersebut sudah menyebar ke beberapa Negara seperti Vietnam, Singapura, dan Malaysia.

Kepala Bea dan Cukai Tarakan, Muhtadi mengatakan, dengan adanya kejadian ditemukannya beras plastik menjadi perhatian pihak bea dan cukai Tarakan. Pasalnya Tarakan sebagai daerah yang berada dekat dengan Perbatasan Tawau Malaysia, sangat rawan terhadap masuknya barang ilegal jenis barang kebutuhan pokok.
“Saya sudah intruksikan pengawasan barang kebutuhan pokok terutama beras plastik,” ucap Muhtadi, Kamis (21/5).

Muhtadi membeberkan, ada beberapa titik rawan terhadap masuknya barang kebutuhan pokok ilegal, terutama didaerah Nunukan yang memiliki banyak pintu masuk pelabuhan kecil. Sehingga sangat dimungkinkan beras plastik bisa masuk dengan disusupkan bersama barang kebutuhan pokok lainnya.

“Antisipasi itu kita melakukan pengawasan, melalui patroli laut, mengingat beras dari luar sangat rawan masuk kewilayah perbatasan, adapun selain dilaut, Kerawanan terjadi pada titik-titik lintas batas,” bebernya.

Terungkapnya kasus penemuan beras oplosan yang dicampur dengan beras sintetis didaerah bekasi, saat ini menjadi perhatian masyarakat Indonesia, sehingga untuk meminimalisir ruang gerak masuknya beras plastik yang diseludupkan dari Negara tetangga Tawau Malaysia, Bea dan Cukai Tarakan sudah berkordinasi dengan anggota yang berada di Nunukan untuk meningkatkan pengawasan sedetail mungkin ketempat yang dianggap rawan menjadi celah masuknya barang berbahaya bagi kesehatan tersebut.

Muhtadi mengakui, yang menjadi persoalan jika ada oknum masyarakat membawa beras, baik itu yang murni maupun mengandung sintetis, melewati pintu masuk resmi dengan mengunakan kartu Pas lintas Batas (PLB), tentunya ini membuat petugas kesulitan untuk mendeteksinya.

“Barang dibawa dari Tawau masuk ke Nunukan melalui pintu lintas batas itu yang susah dideteksi dan ini kendala kita, habis masuk ke Nunukan, selanjutnya diangkut ke Tarakan, ini ibarat rembesan dengan skala kecil,” tuntas Muhtadi. (nur)