MBNews, Tarakan – Gedung hall SMA Negeri 1 Tarakan malam itu tidak seperti biasanya, karena puluhan siswa dari kelas XII Ipa 1 yang kreatif menjadikannya sebuah cafe unik dengan tema jaman dulu atau vintage. Walaupun terkesan sederhana menu-menu yang ditawarkan juga unik. Niko siswa kelas XII Ipa 1 yang menjadi penanggungjawab cafe dadakan yang diberi nama “Genji” Cafe tersebut mengungkapkan ada beberapa menu andalan yang disajikan salah satunya fortune cookies
“Walaupun dadakan seperti ini kita tidak meninggalkan kualitas menu masakannya, bahkan ada menu-menu spesial yang kami sajikan kepada pengunjung yaitu fortune cookies, bakso bakar hingga nasi goreng cinta.” Kata Niko
Menurutnya persiapan pembuatan cafe dadakan ini selama 1 minggu dan untuk modal yang dikeluarkan mencapai Rp. 1.300.000 yang berasal dari dana kas kelas dan urunan siswa. Untuk menu-menu yang disajikan semua dimasak dan disajikan oleh siswa, termasuk pelayan-pelayannya.
Sementara penanggung jawab makanan “Genji” cafe Asriani mengungkapkan, dirinya dan 5 temannya yang lain memasak makanan dan beberapa varian menu yang ada. Khusus untuk fortune cookies hal tersebut terispirasi dari lagi grup idol JKT48. Selain itu fortune cookies menandakan sebuah ramalan yang baik dan keberuntungan karena jika pemesan memakannya akan ada kertas didalamnya yang berisi tentang ramalan masa depannya, tentu isinya adalah sesuatu yang baik.
“Jadi didalam fortune cookies tersebut, ada sebuah misteri ramalan, jika beruntung pemesannya akan mendapatkan secarik kertas tentang ramalan masa depannya.” Kata Asriani
Untuk membuat fortune cookies tersebut Asriani bersama teman-temannya belajar secara otodidak di beberapa menu dan resep makanan yang diunduh di internet. Awalnya pembuatan kue dengan bahan dasar tepung terigu dan aneka topping manis tersebut gagal, namun dengan beberapa kali percobaan akhirnya mendapatkan hasil fortune cookies yang sempurna.
Namun kenapa siswa tersebut bisa melakukan hal seperti ini, ternyata asal mula pembuatan cafe tersebut adalah ujian praktek sekolah untuk mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan. Menurut guru mata pelajaran Kewirausahaan Weti Heri, hal ini merupakan hasil akhir dari teori yang disampaikan dalam kelas, dengan harapan siswa mendapatkan pengalaman yang sesungguhnya saat membuka usaha.
“Ini merupakan ujian praktek, sehingga diharapkan siswa dapat mendapatkan pengalaman bagaimana berwirausaha seperti apa, tidak hanya kelas XII Ipa 1 yang mendapatkannya, seluruh kelas XII akan mendapatkan giliran.” Kata Weti (hfa)
