Disperindakop Keluarkan Kartu Kontrol Pembelian Premium Bersubsidi

0
893
Kadisperindakop Drs. Tajuddin Tuwo saat melihat langsung antrian pengisian Premium bersubsidi di SPBU (run)
Kadisperindakop Drs. Tajuddin Tuwo saat melihat langsung antrian pengisian Premium bersubsidi di SPBU (run)
Kadisperindakop Drs. Tajuddin Tuwo saat melihat langsung antrian pengisian Premium bersubsidi di SPBU (run)

MBNews, Tarakan – Antrian panjang hingga ratusan meter kendaraan roda dua dan empat di setiap stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), maupun di agen premium minyak solar (AMPS), saat ini menjadi pemadangan yang biasa disaksikan oleh warga Tarakan. Antrian pengisian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis premium tersebut terjadi, akibat lambannya pemerintah kota dalam mencarikan solusi untuk mengurangi panjangnya antrian kendaraan tersebut yang setiap harinya selalu terjadi.

Dan untuk mengurai antrian panjang disetiap SPBU dan AMPS, Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (Disperindakop dan UMKM) Tarakan dalam minggu ini siap mengeluarkan kartu kontrol pembelian premium bersubsi, yang nantinya wajib digunakan oleh mobil pick up, angkotan kota serta kendaraan roda dua jenis motor bertangki besar.

“Antrian panjang ini tidak bisa kita biarkan, ini terjadi karena adanya oknum masyarakat yang nakal dengan mengisi BBM jenis premium bersubsidi secara berulang-ulang dalam satu hari, dan untuk mengurai ini Disperindakop dan UMK dalam minggu ini mengeluarkan kartu kontrol pembelian premium bersubsidi.” Kata Kadisperindakop Drs.Tajuddin Tuwo kepada MBNews, Kamis (23/10/2014)

Tajuddin mengakui, sebenarnya pertaminan juga akan mengeluarkan kartu survey khusus Premium bersubsidi namun sayangnya langkah pertamina dinilai lamban, sehingga Disperindakop dan UMKM menilai perlu diambil langkah cepat untuk sementara waktu sambil menunggu kartu survey dari pertamina

“Baik itu kartu dari pertamina maupun dari Disperindakop pada dasarnya untuk pengawasan dan penertiban pembelian berulang-ulang.” Tegasnya

Dengan adanya kartu kartu kontrol tersebut, mantan kepala dinas pendidikan ini optimis oknum masyarakat nakal yang selalu melakukan pengisian premium bersubsidi secara berulang-ulang tidak akan terjadi lagi, sebab melalui kartu tersebut baik itu kendaraan roda dua, mobil pick up maupun angkutan kota (taxi) hanya bisa mengisi premium bersubsidi dalam sehari hanya sekali.

Adapun terjadinya antrian pengisian bahan bakar minyak (BBM) jenis premium bersubsidi di SPBU dan AMPS tidak lain diduga dijual kembali dalam bentuk botolan hingga mengarah kepada dijual keluar pulau Tarakan. (fir)