Razia Narkoba, Narapidana Lapas Tarakan Mengamuk

0
2020
Lapas Kelas II A Tarakan
Lapas Kelas II A Tarakan
Lapas Kelas II A Tarakan

MBNews, Tarakan – Sebanyak 655 Warga Binaan (narapidana) Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Tarakan melakukan pemberontakan dan nyaris membakar Lapas, Sabtu (18/04/2015) Pemberontakan yang dilakukan oleh wargaa binaan tersebut terjadi sekitar pukul 22.30 Wita, yang bermula pada saat akan dilakukan razia narkoba oleh aparat keamanan TNI/Polri bersama Badan Narkotika Kota (BNK) Tarakan.

Dari Informasi yang didapatkan, pihak TNI/Polri yang bersama BNK Tarakan akan melakukan pemeriksaan di dalam Lapas, namun pihak Lapas tidak mengizinkan hal tersebut dikarenakan warga binaan yang berada didalam menolak dan melakukan pemberontakan.

Seorang warga setempat yang rumahnya berada dibelakang Lapas Kelas II Tarakan sempat meminta tolong kepada aparat keamanan karena dari luar terlihat didalam lapas ada kobaran api.

“Pak tolong ada yang membakar sudah di belakang.” Ucap warga salah seorang warga RT 3 Kelurahan Karang Balik saat melaporkan kepada kepolisian.

Sontak, petugas pun berlarian menuju ke belakang lapas dan sempat terjadi saling teriak antara kepolisian serta narapidana. Selain itu, sebagian petugas juga meminta agar warga tidak mendekati Lapas.

Untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan saat kondisi di wilayah lapas semakin memanas, TNI/ Polri langsung menambah personil untuk mengamankan seluruh sudut tembok Lapas dari luar, serta mendatangkan 3 unit mobil pemadam kebakaran.

Hingga, sekitar pukul 23.30 wita, Pihak TNI dan Polres Tarakan  yang dihadiri langsung Komandan Kodim 0907 Tarakan Irfan Siddiq, bersama Waka Polres Kompol Alim, Kabag Ops Kompol Hendri KD Sidabutar melakukan negoisasi dengan pihak Lapas. Namun sayangnya negosiasi tersebut tak berhasil. Pasalnya, pihak lapas kurang berkenan karena situasi didalam lapas sudah sangat genting ditambah keadaan yang tidak memungkinkan.

Akhirnya untuk menenangkan suasana petugas bersama dengan wartawan yang sedang meliput memilih untuk mundur dan mensterilkan areal Lapas Kelas II A Tarakan. Saat dikonfirmasi untuk press rilis pihak kepolisian maupun TNI dan PIhak Lapas enggan memberikan komentar terkait keributan yang terjadi di Lapas tersebut.

Menambahkan, ketika dikonfirmasi warga setempat terkait kerusuhan yang terjadi dilapas kelas II A Tarakan, BG mengatakan, pada saat keributan tersebut, warga binaan yang berada di dalam lapas sempat melempar bebatuan dan gallon ke luar sehingga beberapa rumah warga yang berada dibelakang tembok Lapas terkena himbasnya.

“Pada saat keributan tadi mas, dari dalam lapas mereka melempar batu dan gallon sambil berteriak, batu yang dilempar tersebut mengenai atap rumah warga.”Ujar BG warga RT 3 Kelurahan Karang Balik. Ia pun tidak mengetahui sebabnya mengapa warga narapidana tersebut ribut dan melempar bebatuan tersebut.

“kami tidak tahu apa apa, kok tiba-tiba saja terdegar atap rumah dilempar dan menghasilkan suara yang cukup keras. Hancur rumah kami dengan batu-batu yang di lempar para warga binaan dari dalam lapas.” Ungkapnya dengan nada sedih.

Sementara itu, tim merahbirunews.com yang bertugas meliput kejadian ini mencoba mencari informasi dari para napi yang ada di dalam lapas kelas 2 tarakan mengapa mereka melakukan pemberontakan. TD, salah satu warga binaan lapas kelas II A Tarakan yang berhasil dikonfirmasi pewarta menuturkan para napi merasa tidak nyaman dengan pemeriksaan yang dilakukan oleh aparat TNI/Polri. Karena aparat terhitung sudah 3 kali melakukan pemeriksaan,dan di dalam pemeriksaan itu petugas terlihat reaktif sehingga menyulut emosi dari warga binaan.

“Kami gak nyaman dengan pemeriksaan ini, karena petugas terlalu reaktif, hari ini (kemaren,red) sudah 3 kali mereka razia,enttah apa yang dicari,”ungkap TD kepada Merahbirunews.com

Puncak kemarahan napi terjadi pada malam kemarin Sabtu 18 april 2015 tepatnya pukul 22.30. Saat petugas kembali melakukan razia, amarah dari warga binaan tidak terkontrol sehingga membuat seluruh pintu jeruji besi hampir seluruhnya rusak. Bahkan para napi juga sudah ada yang membakar bungkusan kotak di depan sel sebagai bentuk perlawanan kepada aparat.

“Gembok sel semuanya sudah rusak dan terbuka, kami sudah siap nyerang seandainya ada aparat yang coba masuk kesini.” Serunya.

Meski demikian kemarahan napi tidak berlangsung lama karena petugas lapas berhasil bernegosiasi. Sehingga suasana perlahan menjadi kondusif.

Sementara itu, pihak dari aparat baik TNI,Polri Maupun BNN belum ada yang bisa bersedia dikonfirmasi terkait kejadian ini. Setelah suasana kondusif semua yang hadir di lapas diarahkan untuk membubarkan diri, termasuk para awak media yang meliput.(ctr/mei/nur)