TNI AU “daratkan paksa” pesawat dari negara Asing tanpa Izin

0
1944
Anggota TNI AU saat latihan pendaratan paksa pesawat asing (hfa)
Anggota TNI AU saat latihan pendaratan paksa pesawat asing (hfa)
Anggota TNI AU saat latihan pendaratan paksa pesawat asing (ctr)

MBNews, Tarakan – Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara atau TNI AU yang terdiri dari Lanud Tarakan bersama Satuan Radar 225 Tarakan, korps pasukan khas TNI Makassar dan TNI AU Skuardon 2 Hassanudin Makassar mendaratkan pesawat Boeing dari Negara Asing secara paksa atau Force down di Bandara Internasional Juata Tarakan.

Komandan Lanud Tarakan Letkol Penerbang Tiopan Hutapea saat dikonfirmasi merahbirunews.com mengatakan, pendaratan pesawat asing tersebut berdasarkan perintah Komando Sektor Pertahanan (Kosekhan) 2 Makassar dengan mengirim 2 pesawat tempur Sukhoi di daerah teritorial Indonesia yang dilanggar pesawat asing tersebut. Dijelaskan, setelah pesawat asing tersebut landing di Bandara Tarakan, pihaknya melakukan pengepungan di daerah pesawat boeing tersebut kemudian memeriksa pesawat dan berhasil mengamankan 3 orang, dan tas berisi bahan peledak.

“Namun kesemuannya tersebut merupakan dari latihan dikarenakan banyaknya indikasi pelanggaran yang terjadi di wilayah udara daerah perbatasan Kalimantan Utara sekaligus melatih kesiapan dan kesigapan anggota TNI dan terbukti dari latihan tadi bahwa kami siap mengamankan wilayah kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), karena sebelumnya sudah cukup kita kehilangan pulau Sipadan dan Ligitan dan jangan sampai ada pulau dinegara kita yang direbut dan diklaim oleh negara asing,” Tegas Tiopan

Sementara itu Komandan Skuardon 2 Makassar Letkol Penerbang David Y Tamboto mengatakan, selain melatih anggota TNI AU pihaknya melakukan latihan cakra 2015 dikarenakan Pelanggaran banyak terjadi di daerah Kalimantan Utara sehingga Tarakan menjadi tempat yang strategis sebagai Home base latihan. Dikatakan, sebelum dilakukan operasi perisai sakti ini karena dari pemantauan radar sebelumnya banyak sekali pelanggaran di daerah perbatasan, namun saat berjalannya operasi ini pihaknya tidak ada melihat pelanggaran lagi dari pihak asing.

“Dalam operasi perisai sakti ini kami tidak bisa menargetkan kapan berakhirnya dan apaila kami harus bertahan selama 1 tahun kedepan di Tarakan untuk mengamankan perbatasan kami siap melaksanakannya dan sangat siap menjalankan operasi apabila menemukan pelanggaran lagi di daerah perbatasan tetap akan ditindak tegas,” Ungkap David (ctr/hfa)