Wira : RSUD Tidak Pernah Mengusir Pasien Miskin

0
2053
Dirut RSUD Tarakan dr.Wira Menjenguk Sampara Yang Sudah Membuat Heboh Pihak RSUD (run)
Dirut RSUD Tarakan dr.Wira Menjenguk Sampara Yang Sudah Membuat Heboh Pihak RSUD (run)
Dirut RSUD Tarakan dr.Wira Menjenguk Sampara Yang Sudah Membuat Heboh Pihak RSUD (run)

MBNews, Tarakan – Mencuatnya informasi dalam bentuk selebaran terkait pasien Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)Tarakan atas nama Sampara “akan” dikeluarkan dari RSUD Tarakan karena tidak mampu membayar biaya berobat selama opname dirumah sakit, dibantah oleh Direktur RSUD Tarakan, dr. Wira Negara Tan,S.IP,MM,M.AH,Ph.D., Selaku Dirut RSUD Tarakan Wira menjelaskan, awal masuk ke rumah sakit pasien tidak ada jaminan asuransi dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, dan dihari kedua rawat inap pihak kelurga Sampara mengurus BPJS. Namun sesuai aturan Menteri Kesehatan BPJS baru bisa digunakan setelah 7 hari.

“Selama 7 hari sebelum BPJS berlaku, Pak Sampara minta pulang paksa hal ini dikarenakan tidak ada biaya, RSUD tidak pernah mau memulangkan pasiennya, karena tetap minta pulang, akhirnya dipulangkan, dengan menandatangani surat keluar dari rumah sakit atas keinginan sendiri, bahkan biaya berobat selama di rumah sakit tidak dipaksakan, pembayaran dilakukan sesuai dengan kemampuannya.” Jelas Wira, Kepada MBNews.com disela melihat langsung kondisi Sampara, Kamis (22/1/2015).

Wira membeberkan, pasca 1 hari keluar dari rumah sakit, Sampara harus kembali dilarikan ke RSUD karena sakit yang dideritanya kembali kambuh. Melihat pasien yang bersangkutan kembali harus menjalani perawatan medis, pihak RSUD langsung menguruskan biaya pengobatan Sampara kepemkot dengan menemui Walikota Tarakan.

“Pada saat pak Sampara kembali masuk, kita (RSUD,red) langsung mengurus bantuan biaya pengobatan ke pemkot.” ucapnya.

Diakui Wira, RSUD tidak membedakan pasien mampu atau tidak mampu, dengan menelantarkan pasien. Jika ada warga kurang mampu dan menjalankan perawatan medis dirumah sakit maka pasien tersebut tidak perlu risau memikirkan biayanya, yang terpenting meninggalkan alamat rumah dengan jelas agar sewaktu waktu ada pemeriksaan, tim bisa melihat langsung kondisi rumah dan perekonomian pasien tidak mampu.

“Jika ada tim pemeriksaan datang, pasien tidak mampu bisa dikroscek secara langsung, jadi RSUD bisa mempertanggung jawabkannya.” Tuntas Wira.

Sementara Sampara mengakui, pihak RSUD tidak “mengusir” dirinya, keinginannya keluar dari rumah sakit murni dari dirinya  yang memikirkan persoalan biaya rumah sakit.

“Saya yang memang mau pulang, saya masuk rumah sakit lagi dikarenakan habis minum obat minum air kelapa.” jelas Sampara.

Sampara yang bekerja sebagai buruh harian lepas berharap, pemkot maupun BPJS bisa membantu biaya pengobatan dirinya selama dirumah sakit sebesar Rp.3.600.000.

Bahkan kisah Pak Sampara yang tidak mampu membayar biaya rumah sakit menjadi perhatian komunitas Peduli Orang Indonesia (POIN) Kota Tarakan, mencarikan biaya rumah sakit dengan aksi penggalangan dana diperempatan Grand Tarakan Mall (GTM), aksi yang dilakukan sebagai bentuk rasa solidaritas kemanusiaan.(run)