Barang Pecah Belah Malaysia Mulai Kalah Bersaing Dengan Produk Indonesia

0
4603
Barang pecah belah produk indonesia tidak kalah bersaing dengan punya malaysia (run)
Barang pecah belah produk indonesia tidak kalah bersaing dengan punya malaysia (run)
Barang pecah belah produk indonesia tidak kalah bersaing dengan punya malaysia (run)

MBNews, Tarakan – Hegemoni barang pecah belah atau barang rumah tangga asal Tawau Malaysia yang dijual dipasaran saat ini sudah mulai tergerus oleh Produk Indonesia. Minimnya warga Tarakan yang membeli barang produk Negara serumpun tersebut, dikarenakan dari segi kualitas produk Indonesia sudah mampu bersaing di pasaran Internasional.

Seperti halnya Didi, karyawan disalah satu toko barang pecah belah yang ada di pasar Gusher mengatakan, jika tempo dulu barang pecah belah asal Tawau Malaysia selalu dicari warga yang berbelanja, namun hal itu sudah berbalik. Minimnya penjualan barang dari Negara Kerajaan tersebut, karena harga barang cukup mahal namun kualitas tidak sebanding.

“Barang pecah belah atau perkakas dapur asal Indonesia sudah banyak dibeli masyarakat, untuk barang dari tawau sendiri peminatnya tidak seberapa banyak.” Jelas Didi Kepada MBNews, Senin (6/10/2014)

Adapun Produk Malaysia yang masih dicari orang yakni seperti piring, gelas, ayunan, serta blender, sedangkan untuk produk Indonesia yang selalu dibeli seperti magic com, rice cooker, blender, kipas angin, kompor gas maupun kompor minyak serta beberapa barang lainnya.

“Untuk blender harga produk Indonesia Rp.300.000, maka untuk produk Malaysia berkisar antara Rp. 350 – 380.000, mahalnya barang dari Malaysia tersebut dikarenakan kurs Ringgit diatas Rupiah.” Ungkapnya.

Diakui Didi, barang yang dijual ditokonya lebih banyak yang berasal dari Surabaya bahkan pengambilan atau pemesan barang bisa dilakukan sebulan sekali, sedangkan untuk produk Malaysia barang baru dipesan, kalau stok ditoko sudah habis atau tinggal sedikit. Adapun pemasukan dari usaha barang pecah belah dan peralatan rumah tangga jika hari biasa hanya Rp.3 juta, sedangkan untuik hari libur maupun libur nasional pemasukan perharinya bisa mencapai Rp.7-8 Juta. (RUN/HFA)