MBNews, Tarakan – Program Gerakan Infaq Seribu Siswa (GISS) yang digasas oleh Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Tarakan sejak tahun 2011 dengan menggandeng sekolah belum berjalan maksimal. Padahal program tersebut bertujuan mengajarkan para pelajar untuk peduli sesama khususnya siswa tidak mampu.
Santi Sardi Kasi Pemberdayagunaan Zakat Infaq dan Sedekah Baznas Tarakan, Selasa (15/07/2014) mengatakan, sekolah hanya menghimpun uang dari pelajar sebesar Rp.1.000 selanjutnya jika telah terkumpul diserahkan ke Baznas untuk dikelola dan disalurkan kepada pelajar miskin yang memerlukan bantuan.
“Seribu rupiah itu tidak diminta setiap hari dari para siswa, bisa seminggu sekali atau sebulan sekali oleh pihak sekolah. Dari dana yang terkumpul selanjutnya dikelola Baznas dan diperuntukan bagi pelajar dari kalangan tidak mampu, artinya dari pelajar untuk pelajar.” Ucap Santi.
Berdasarkan data dari Baznas Tarakan, jumlah sekolah yang ikut aktif dalam gerakan GISS ada 30 sekolah, namun masih banyak sekolah yang belum bergabung. Dari 30 sekolah yang aktif tersebut, sebulan ada yang menyerahkan dana GISS sebanyak Rp.1.000.000 hingga Rp.47.000.
“Peran sekolah, khususnya guru agama islam untuk bisa membimbing siswanya turut aktif dalam gerakan GISS, sedangkan untuk sekolah yang belum bergabung dalam gerakan GISS perlu campur tangan Dinas Pendidikan untuk membantu Baznas mensosialisasikannya.” Ungkap Santi Sardi
Santi mengakui, penghimpunan dana GISS yang dikelola oleh Baznas dalam setahun mampu mengelola dana pelajar hingga Rp.100 Juta dan angka tersebut diprediksi akan bertambah jika sekolah yang belum bergabung bisa ikut didalam gerakan infaq seribu siswa. (RUN/HFA)