Internet Lelet, Hand Terminal Lambat Kirimkan Data Pemakaian Air Bersih

0
1036
Hand Terminal PDAM
Hand Terminal PDAM

MBNews, Tarakan – Persoalan jaringan Internet merupakan hal yang sangat krusial dalam uji coba alat hand terminal atau alat pembaca dan pencatat meter air milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Alam Tarakan. Dengan jaringan Internet yang sering mengalami gangguan atau lelet, pengiriman data pencatat air dari hand terminal mengalami keterlambatan penyampaian data, dari petugas lapangan ke komputer pencatat tagihan air pelanggan di kantor PDAM.

Direktur PDAM Tirta Alam Tarakan Agus Adnan, Rabu (10/09/2014) mengatakan, alat hand terminal masih dalam tahap uji coba dan menurut rencana baru direalisasikan pada bulan oktober mendatang. Dalam uji coba yang telah dilakukan sejak bulan juli lalu, kelemahan alat yang diyakinkan mampu mencatat penggunaan air secara akurat tersebut hanya bergantung kepada jaringan internet.

“Saat ini kita masih melakukan pelatihan kepada pencatat meter, agar menjadi handal dan bisa beradaptasi dalam menggunakan hand terminal, dalam uji coba ini kita ketahui alat ini sepenuhnya bergantung dengan jaringan internet, jika internet lelet maka data pemakaian air bersih milik pelanggan PDAM akan lama diterima oleh server di kantor PDAM.” Jelas Agus Adnan

Menurut Agus Adnan, solusi yang diperlukan jika sepenuhnya alat hand terminal bergantung dengan jaringan internet, maka harus ada internet cadangan dengan menggunakan sistem satelit selain Internet yang sudah ada.

Adapun alat hand terminal yang digunakan oleh PDAM Tirta Alam Tarakan, merupakan sebuah kerjasama antara PDAM dengan Dunea Water Company Holand dari Belanda. Sesuai dengan rencana, PDAM Tirta Alam menggunakan 12 Alat hand terminal untuk mencatat penggunaan air bersih 17.300 pelanggan PDAM, dengan sistem menscan barcode yang telah ditempel di water meter pelanggan.

“Pencatatan dengan hand terminal terhadap penggunaan air bersih akurat 100%, sehingga pelanggan mengetahui secara langsung berapa kubik air yang telah dipakai dan berapa pembayaran yang harus dilakukan, sehingga kita perlu Internet cadangan seperti penggunaan satelit selain internet yang sudah ada.” Ungkap Agus Adnan (RUN/HFA)