MBNews, Tarakan – Gabungan Organisasi Peduli Kelistrikan (Gopek) kota Tarakan, menilai Penetapan Tarif Listrik Berkala (PTLB) 59% yang dilakukan oleh Pemerintah kota sangat memberatkan masyarakat, justru berdasarkan hasil kajian yang dilakukan gopek idealnya PTLB hanya sebesar 27 persen. Bahkan hasil kajian tersebut sudah disampaikan Gopek kepada pemerintah dan DPRD dalam hearing pada Minggu Malam (19/10/2014)
“Munculnya PTLB 59 % terlalu memberatkan, Justru yang kami ketahui bahwa waktu itu pemerintah dan dewan menyetujui PTLB hasil kajian dari Unhas yang menekankan angka 27 %, yang anehnya setelah diimplementasikan 59 %, ini yang patut kita pertanyakan sampai saat ini.” Ungkap kordinator Gopek Akbar Syarif, Selasa (21/10/2014)
Secara prinsip,Gopek setuju adanya PTLB karena telah tercantum dalam perda No.1 Tahun 2010. Yang menjadi persoalan dalam proses membuat persetujuan PTLB belum bisa sesuai Perda No.1 Tahun 2010, kerena pemkot tidak mengetahui kondisi riil keuangan PT.PLN Tarakan.
“Pemerintah harusnya menjadikan 2 hasil kajian tersebut dalam membuat kebijakan PTLB, dimana hasil kajiannya itu 15-27 persen, dan tidak serta merta menerima usulan PLN Tarakan meminta kenaikan PTLB sebesar 59 persen,” Katanya.
Ditegaskan Akbar, perhitungan PTLB yang dilakuka oleh PT.PLN Tarakan kemudian disetujui oleh pemerintah sebesar 59 persen perlu ditinjau kembali, sebab formula PTLB yang ada dalam Perda No.1 Tahun 2010 tidak menggambarkan kejelasan suatu acuan perhitungan yang dijadikan dasar pemkot Tarakan dan DPRD dalam mengambil keputusan menyetujui usulan PLN
Dalam Perda 01 Tahun 2010 pada lampiran hanya disebutkan Biaya Pokok Penyedian (BPP) ndan tidak ada kejelasan mengenai berapa jumlah BPP , Padahal itu sangat penting, karena BPP akan menjadi patokan bagi kebijakan kebijakan listrik dimasa yang akan datang.
“Seharusnya ada kejelasan dasar PLN tentang BPP itu,tapi kan tidak ada,” Terangnya. (ny/run)
Parameter | PLN Tarakan | Gopek |
---|---|---|
Biaya Beban | 2.58832E+11 | |
Kwh Terjual | 191900000 | |
Koefisien Nilai Tukar (k) | 1332 | 1348.78839 |
Nilai Tukar Awal | 0.05747 | 0.05747 |
Nilai Tukar Akhir | 9115 | 9173 |
Selisih Nilai Tukar (K) | 2496 | 10618.17 |
Koefisien BBM HSD (b1) | 0.275 | 0.19 |
Harga HSD Awal | 6244.63 | 6601 |
Harga HSD Akhir | 11977.39 | 10175 |
Selisih Harga HSD (B1) | 5732.76 | 3574 |
Komposisi HSD dan Gas (C1) | 0.23 | 0.23 |
Koefisien BBM MFO (b2) | 0.275 | 0.275 |
Harga MFO Awal | 0 | 0 |
Harga MFO Akhir | 0 | 0 |
Selisih Harga MFO (B2) | 0 | 0 |
Komposisi MFO Dan Gas (C2) | 0 | 0 |
Koefisien BBG (b3) | 0.009605 | 0.009605 |
Harga BBG Awal | 24975 | 42287.16 |
Harga BBG Akhir | 59472 | 52181.18 |
Selisih Harga BBG (B3) | 34497 | 9894.02 |
Komposisi BBG Dan HSD/MFO(C3) | 0.77 | 0.77 |
Koefisien BB Batu Bara (b4) | 1 | 1 |
Harga BBBB Awal | 0 | 0 |
Harga BBBB Akhir | 0 | 0 |
Selisih Harga BBBB (B4) | 0 | 0 |
Koefisien Inflasi (i) | 0.05 | 0.05 |
Nilai I Awal | 7.92 | 6.69 |
Nilai I Akhir | 9.97 | 8.38 |
Selisih Nilai I (I) | 2.05 | 1.69 |
Tingkat Material (O) | 147.52 | 147.52 |
Kurs | 143.44512 | 83.0539199 |
HSD | 362.59707 | 156.1838 |
MFO | 0 | 0 |
Gas | 255.1346375 | 73.17468782 |
Batu Bara | 0 | 0 |
Inflasi | 15.1208 | 12.46544 |
PTLB | 1.587214544 | 1.240866432 |
Dalam Menggunakan rumus formula PTLB dengan mengacu perda No.1 Tahun 2010 dengan angka-angka yang ada di perwali kota Tarakan No.17 Tahun 2014 didapatkan hasil PTLB adalah 1,59 atau kenaikan 59 persen ?. Selanjutnya jika dihitung dengan asumsi koefisien dengan Perda No.01 Tahun 2010, selisih diambil dari hasil kajian dan audit dari Universitas Hasanuddin,BPKP dan Statistik PLN tahun 2013 didapatkan PTLB sebesar 24 persen.
Dari table diatas menunjukan bahwa hasil rekomendasi UNHAS dan BPKP terhadap range kenaikan antara 16-27 persen sangat layak, sehingga kenaikan PTLB sebesar 59 persen dianggap tidak layak. (ny/run)