MBNews, Tarakan – Masyarakat Tarakan nampaknya harus waspada terhadap Demam Berdarah Dengue (DBD), pasalnya penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegepy atau aedes albopictus ini setiap bulannya selalu terjadi. Seperti halnya di Kelurahan Karang Anyar Jl. Aki Balak RT 60 sudah ditemukan 4 penderita DBD dalam satu bulan terakhir ini.
Joko Sutedjo Ketua RT 60, Senin (11/08/2014) mengatakan, pada bulan agustus warga RT.60 sudah ada 4 orang yang telah terkena DBD, tingginya penderita DBD di RT 60 tersebut menurut ketua RT ini akibat lambannya penangan Fogging oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Tarakan, padahal waktu penderita DBD pertamakali ditemukan, Joko selaku ketua RT sudah melapor ke Dinkes namun tidak mendapat resepon.
“Awal Agustus ada 1 orang warga saya anaknya yang kena DBD, dan saya langsung melaporkannya kepada Ibu Agustin Dinkes, laporan saya tidak langsung ditindak lanjuti dengan alasan menunggu laporan dari rumah sakit baru bisa ditindak lanjuti untuk fogging.” Ungkap Joko Sutedjo
Seminggu setelah seorang warga kena DBD, Joko mendapat laporan lagi dari warganya bahwa didaerah yang sama ditemukan lagi penderita DBD, dirinya kembali melaporkannya kepada pihak Dinkes, dari laporan kedua ini Dinkes baru turun tangan melakukan Fogging tepatnya pada 8 Agustus 2014.
“Setalah saya mendapat kabar ada lagi warga saya yang terkena gigitan nyamuk DBD, saya langsung lapor dan baru ditindak lanjuti oleh Dinkes untuk permintaan fogging, sesuai laporan dari warga RT.60, awalnya ada 6 orang yang diduga tekena DBD, namun setelah dilakukan pengecekan hanya ada 4 orang positif terkena DBD, 2 warga lainnya negatif menderita DBD.” Jelasnya
Sementara itu ,Pihak Dinkes Tarakan melalui Kasi Pengendalian dan Pencegahan Penyakit dr.Hj. Tri Astuti Sugiyatmi membantah Dinkes lamban dalam merespon permintaan Fogging dari ketua RT.60. Justeru menurutnya jika lamban dalam merespon pihak Dinkes melalui Puskesmas Karang rejo tidak melakukan Fogging dan faktanya setelah melakukan pengecekan laporan dari ketua RT.60 Fogging dilaksanakan.
“Tidak serta merta ketika ada permintaan fogging langsung turun, ada proses yang harus dilakukan baru tim melakukan fogging, sedangkan untuk warga RT.60 yang positif terkena DBD hanya 2 orang, selebihnya penderita DBD lama bukan penderita baru.” Jelas Tri Astuti Sugiyatmi (RUN/HFA)