Keuangan PDAM Tarakan Belum Surplus

0
947
ilustrasi (duakotopas.com)
ilustrasi

MBNews, Tarakan – Berdasarkan pemeriksaan laporan keuangan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Alam Tarakan, yang dilakukan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), PDAM mendapatkan opini wajar dengan pengecualian (WDP). Opini tersebut didapatkan PDAM bukan tanpa sebab, pasalnya BPKP menilai keuangan PDAM selama tahun 2014 belum masuk kategori surplus.

Direktur PDAM Tirta Alam Tarakan Agus Adnan mengatakan, pemeriksaan laporan keuangan PDAM untuk tahun 2014, baru selesai dilakukan BPKP sekitar bulan April. Dan harus diakui selama tahun 2014, PDAM lebih banyak pengeluaran dibandingkan pemasukan.

“PDAM mendapatkan opini WDP dari BPKP, cukup dimaklumi selama tahun 2014 pengeluaran PDAM lebih besar,” ucap Agus Adnan, Senin (11/5/2015).

Pengeluaran terbesar PDAM selama tahun 2014 ada pada energi, biaya gaji karyawan, serta bahan kimia air. Untuk energi, dalam setahun PDAM mengeluarkan budget hingga 3 Milyar yang digunakan untuk menyewa 3 unit mesin genset Rp. 1 Milyar, ditambah dengan pembelian bahan bakar minyak (BBM) selama setahun Rp. 2 Milyar, yang digunakan untuk mesin genset sewaan.

“Tahun 2014, Tarakan mengalami krisis listrik yang mengharuskan PDAM menyewa mesin genset agar Distrubusi air bersih kepelanggan tetap lancar, harga sewa mesin genset setahun Rp. 1 M, namun yang mahal adalah bahan bakarnya selama setahun PDAM mengeluarkan biaya hingga Rp. 2 M,” bebernya.

Lanjut Agus, untuk pengeluaran terbesar kedua ada pada gaji karyawan dalam perbulannya PDAM mengucurkan anggaran sebesar Rp. 500 juta. Sedangkan pengeluaran ketiga terbesar adalah pembelian kimia air mencapai Rp.250 juta perbulan.

“jika secara keselurahan pengeluaran PDAM perbulan mencapai Rp. 2,5 Milyar, sedangakan untuk pemasukan perbulannya hanya Rp. 2,6 Milyar, PDAM baru masuk kategori aman atau surplus jika ada keuntungan dikisaran Rp. 1,5 Milyard,” jelas Agus.

Agus optimis pada tahun ini, PDAM Tarakan mampu meminimalisir bengkaknya anggaran pengeluaran, sebab kondisi kelistrikan yang ada saat ini tidak seburuk tahun 2014 lalu. Sehingga tidak ada beban pengeluaran yang besar pada bidang energi.

“Jika 2014 lalu keuangan PDAM tersedot pada ketersediaan energi dalam hal ini listrik, maka beban tersebut pada tahun ini sudah tidak dirasakan lagi, sehingga optimis keuangan PDAM akan surplus,” Tuntasnya. (nur)