Mau Dibawa Kemana Balai Adat Bukit Keramat Kota Tarakan?

0
2283

IMG_3530Kota Tarakan Provinsi Kalimantan Utara merupakan sebuah kota yang memiliki letak geografis yang strategis. Pembangunan infrastruktur semakin menjulang tinggi dan merata hingga merambah ke ujung pelosok desa. Mulai dari pemerataan pembangunan sarana dan prasarana umum, akses jalan dan lalu lintas, pembangunan sarana dan prasarana pendidikan, kesehatan, serta pembangunan dari sektor kebudayaan pun telah diwujudkan. Kota Tarakan dikenal dengan motto kota “BAIS”. Kota BAIS memiliki arti, “Bersih, Aman, Indah, dan Sejahtera”.

Selain itu Kota Tarakan memiliki keanekaragaman budaya yang multietnis dan multikultural. Keindahan kotanya membuat para wisatawan lokal maupun mancanegara terhipnotis untuk segera menginjakkan kakinya di kota paguntaka ini. Kota ini memiliki tata kota yang indah layaknya seperti “Kota Singapura Kecil” atau sering digadangkan sebagai “The Little Singapore”.

Tarakan is a little Singapore merupakan sebuah tekad pemerintah untuk dapat memajukan Kota Tarakan menjadi kota yang memiliki kemajuan dari berbagai sektor, baik dari sektor pendidikan, kesehatan, kelautan dan kemaritiman, serta kepariwisataan dan kebudayaan.

Kebudayaan merupakan sebuah identitas diri bangsa Indonesia. Melalui kebudayaan inilah sebuah daerah dapat besar dan berperadaban. Kebudayaan lokal merupakan wujud eksistensi penduduk asli. Nah, siapakah yang disebut sebagai penduduk asli? Penduduk asli merupakan orang yang hidup secara turun-temurun dalam sebuah komunitas budaya lokal yang merupakan hasil interaksi dengan alam tempat mereka berkehidupan hingga terbentuklah sebuah komunitas budaya.

Tentunya penduduk asli merupakan orang yang telah lama mendiami dan menduduki pulau Tarakan. Dalam kelompok penduduk asli yang mendiami Kalimantan Utara ada dua kelompok besar yakni; Apo Kayan dan Tidung. Apo Kayan berarti tanah datar. Sementara Tidung memiliki arti gunung atau bukit. Kemudian kedua komunitas suku asli ini berkembang. Apo Kayan kemudian menurunkan rumpun suku yang telah memeluk agama Islam yaitu Bulungan.

Sedangkan Tidung menurunkan rumpun suku yang telah memeluk Agama Islam yang menyebut dirinya Ulun Pagun. Apo kayan lebih dominan mendiami wilayah pedalaman sementara Tidung lebih pada daerah pesisir pantai. Dua kelompok besar inilah yang disebut sebagai penduduk asli Kalimantan Utara.

Pemerintah Kota Tarakan Provinsi Kalimantan Utara baru-baru ini telah selesai membangun sebuah Baley Adat yang terletak di kawasan Bukit Keramat. Namun, sampai saat ini belum ada tindak lanjutnya.

Mau Dibawa Ke Mana Baley Adat Bukit Keramat?. Begitu banyak pertanyaan yang terlontarkan oleh masyarakat Kota Tarakan mengenai pembangunan “Baley Adat Bukit Keramat”. Hingga sampai saat ini belum ada amanah langsung Pemerintah Kota Tarakan kepada siapa yang akan mengurus dan mengelola “Baley Adat Bukit Keramat”. Apakah diamanahkan kepada Dewan Besar Adat Tidung Ulun Pagun? Ataukah kepada Dewan Kesenian? Ataukah kepada Budayawan Kota Tarakan? Tentunya hal ini harus menjadi pertimbangan serius bagi pemerintah, kepada siapa amanah ini akan diberikan.

Jangan sampai Baley Adat Bukit Keramat hanya menjadi pajangan kosong tanpa adanya aktivitas budaya didalamnya. Untuk memperkuat amanah atas pengelolaan Baley Adat Bukit Keramat alangkah baik dan bijaknya pemerintah Kota Tarakan dapat mengeluarkan surat berupa Perda atau Surat Keputusan Walikota Tarakan kepada yang diberikan amanah untuk mengelola Baley Adat Bukit Keramat serta adanya sebuah aturan yang disepakati bersama guna lancarnya kegiatan yang nantinya akan dilaksanakan di Baley Adat Bukit Keramat. Hal ini penting, karena Kalimantan Utara sekarang merupakan lirikan wisatawan lokal dan mancanegara sebagai salah satu wahana destinasi mereka. Save Baley Adat!

Oleh: Muhammad Arbain

(Penulis “20” Buku dan Pemerhati Kebudayaan Lokal)