Distro dan Butik Tidak Akan Membuat Mati Penjual Pakaian “Roma”

1
2109
Pakaian Roma Masih Banyak Peminatnya Tanpa Harus Tersaingi Dengan Kehadiran Distro maupun Butik (run)
Pakaian Roma Masih Banyak Peminatnya Tanpa Harus Tersaingi Dengan Kehadiran Distro maupun Butik (run)
Pakaian Roma Masih Banyak Peminatnya Tanpa Harus Tersaingi Dengan Kehadiran Distro maupun Butik (run)

MBNews, Tarakan – Diantara banyaknya Distribution Store (Distro), Butik, serta toko baju bernuasa modern, keberadaan toko ataupun kios yang menjual baju Rombengan Malaysia alias Roma, masih mampu bertahan sampai saat ini.

Seperti halnya Ibu Suriana, Penjual baju Roma (pakaian bekas,red) yang berdagang dipasar Gusher Tarakan Kepada MBNews menuturkan, penjual pakaian roma yang ada di Tarakan tidak akan gulung tikar, walaupun banyak butik atau Distro bermunculan di Tarakan.

“Setiap orang punya selera dalam memilih pakaian, dan saya yakin penjual pakaian Roma seperti saya tidak akan gulung tikar karena kalah bersaing sama butik atau toko baju modern, ada orang tionghoa dan bule (warga Negara Asing,red) yang menjadi langganan setiap bulan berbelanja baju Roma” Kata Suriana, Selasa (7/10/2014)

Suriana yang sudah puluhan tahun berjualan baju roma mengungkapkan, pakaian roma sebenarnya bukan berasal dari Malaysia melainkan dari Korea dan Cina, dari Negara tersebut kemudian di Import ke Malaysia selanjutnya dijual kembali di Indonesia khususnya Tarakan.

“Yang jelas ini pakaian import dari korea dan cina, bukan dari Malaysia Cuma dari negara tetangga tersebut masuknya dan dijual kembali ke Tarakan, selain itu baju, celana, bra dan lainnya yang ada dipedagang Roma bukan pakaian yang sudah pernah digunakan lalu dijual kembali, melainkan pakaian yang sudah tidak sesuai model dinegaranya lalu dijual dinegara lain.” Terangnya.

Untuk mendatangkan baju roma tersebut, Suriana harus mengeluarkan kocek sedikitnya Rp.2 – 5 Juta perkarung. Dengan hasil perbulan dari penjualan pakaian bekas tersebut mencapai Rp. 3 Juta.

“Perkarung beratnya tidak tentu ada yang 80 Kg hingga 100 Kg, kalau stok habis maka barang dipesan, dan waktunya tidak tentu kadang sebulan barang dipesan, terkadang 3 bulan baru pesan barang, dan pakaian tersebut kita jual bervariasi harganya terendah ada Rp.1000 dan paling mahal Rp.250.000.” Tuntas Suriana. (RUN/HFA)