UKM adalah usaha kecil yang berorientasi pada pasar menengah ke bawah dengan peranannya yang sering dikaitkan terhadap upaya-upaya pemerintah untuk mengurangi pengagguran, memerangi kemiskinan dan pemerataan pendapatan.
Saat ini perkembangan industri skala kecil dan menengah marak bermunculan di wilayah kita namun sulit berkembang, beberapa nyaris lenyap dan tidak mampu bersaing dengan usaha besar (UB). Pada hasil diskusi umum bulan lalu kami menemukan pelaku usaha kecil yang sudah 5 tahun stuck di posisi yang sama berjalan namun tidak berkembang. Persoalan klasik jika saya terlalu pagi sepakat dengan pengusaha tersebut bahwa kedalanya adalah modal usaha. Belum tentu!
Produksi UKM dalam saya bagi menjadi dua yaitu food dan non food. Untuk industri makanan seperti ikan kering, udang kering, kepiting dan makanan ringan khas tarakankebayakan memproduksi (final demand) hanya keperluan komsumsi semata, sedangkan kebutuhan saat ini beragam, jadi salah satu alternatif jika masih ingin exis adalah menambah bahkan merubah jenis produksi. Misalnya memproduksi bahan makanan dalam bentuk “frozen” seperti salah satu finalis saat saya menjadi juri Young Entrepreneur Competition regional Jatim akhir 2013 lalu diselenggarakan oleh Shell LiveWire adalah memproduksi brownies dalam bentuk beku, selain tahan lama hasil ini merupakan inovasi yang memberikan pilihan dengan cita rasa baru mengkonsumsi brownis dalam kondisi dingin dan dapat dijadikan bahan baku minuman atau olahan lainnya.
Begitu pula dengan hasil laut kering yang cukup terkenal di Tarakan hasil olahan ini dapat di produksi kembali menjadi produk bumbu masakan atau olahan pangan lainnya sebagai bahan resep makanan seafood, petis, kerupuk dan seterusnya menciptakan produksi turunan karena sumber daya alam yang berlimpah di wilayah Utara Kalimantan. Sesuai dengan hasil scoring tertinggi bersama Kemetrian Perindustrian dari badan kajian pengembangan kompetensi inti industri daerah koridor Kalimantan dengan ruang pengamatan kota Tarakan di gedung UMKM Centre Markoni Tarakan dua minggu lalu menyepakati komoditidas / produk unggulan, fokus dan arah pengembangan industrinya kepada hasil laut yang termasuk di dalamnya; ikan campuran, udang dan kepiting.
Inilah UKM dari jenis produksi, kemudian tantangannya adalah sejauh mana kita berani memanfaatkan sarana teknologi tercanggih untuk melakukan apapun sekarang. Peningkatan teknologi produksi dengan memiliki tenaga terlatih menjadi harapan besar adanya peranan pemerintah dalam mempersiapkan Sumber Daya Manusia, melalui pembinaan yang berbasis kompetensi agar pertumbuhannya seimbang. Seperti yang pernah diselenggarakan oleh disperindagkop kota Tarakan bersama Kementrian Perdagangan 28 mei 2014 kemarin adalah persiapan SDM dalam menghadapi MEA 2015 ini telah merefleksi para pelaku Usaha Kecil Menengah untuk menciptakan hasil produksi dari UKM yang berorientasi ekspor dan mampu memiliki daya saing berkelanjutan.
Produk-produk lokal non food juga mulai banyak diminati seperti pakaian by design bertemakan bahasa-bahasa unik khas Tarakan, batik Natural, kerajinan tangan dan sebagainya sangat penting terangkat di kancah perdagangan Internasional, dengan strategi jitu seperti menciptakan produk berkualitas dan harga bersaing. Segi kualitas dapat dipandang dari perspektif konsumen dan dari perspektif produsen, dalam hal ini konsumen perpendapat kualitas menjadi faktor utama dalam memilih produk sedangkan produsen harus memahami bagaimana konsumen tersebut mendefnisikan kualitas dan menitik beratkan kepada keyakinan bahwa produk ini memiliki spesifikasi. Sehingga standart perlu dilakukan termasuk segala kegiatan produksi yang berbasis SOP. Contoh kulaitas dalam industri jasa, output nya adalah service excellent yaitu keinginan pelanggan.
Setelah beberapa analisis produksi sudah kita pahami, tidak bisa dipungkiri lagi bahwa keberadaan strategi pemasaran menjadi salah satu kunci kesuksesan sebuah usaha. Dari penentuan harga, segmentasi pasar serta menentukan jalur distribusi produk seperti titip jual, melalui pameran atau memasarkanya langsung kepada konsumen. Tarakan sudah memiliki gedung UMKM Centre yang memadai terletak di jalan Pattimura, memiliki peluang besar dalam mengembagkan produk UKM selain sebagai wadah promosi dan pemasaran langsung. Hendaknya sarana ini menjadi trademark produk Tarakan mudah di kenal. Tapi mengapa UMKM Centre sepi di kunjungi? Besar kemungkinannya adalah lemah pada kegiatan promosi yang secara konsisten dilakukan terus menerus salah satunya media iklan, karena semakin banyak memanfaatkan media iklan maka semakin besar pula peluang pasar untuk mendatangkan penjualan sebanyak-banyaknya.
Selanjutnya yang sering lalai dalam pencatatan adalah laporan keuangan bagi Usaha Kecil Menengah, laporan keuangan berfungsi memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas sehingga dapat dijadikan sebagai dasar membuat keputusan-keputusan ekonomi. Seperti penambahan modal kerja yang beberapa lembaga pembiayaan juga mensyaratkan adanya laporan keuangan yang memiliki validitas.
Usaha Kecil Menengah mempunyai peran yang sangat strategis dalam pembangunan nasional. Dalam prespektif dunia, UKM juga diakui memainkan suatu peran sangat vital dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, tidak hanya di Negara-negara sedang berkembang tetapi juga di Negara maju karena menyerap tenaga kerja paling banyak. Di Eropa saja UKM sangat peting, bisa saya gambarkan setelah perjalanan langsung ke tujuh Negara di eropa barat, di Belanda salah satunya UKM dari sumber yang dapat di percaya pada saat kunjungan bahwa disana sekitar 95% dari jumlah perusahaan di Negara kincir angin tersebut adalah UKM.
Oleh karena itu pengembangan UKM sangat perlu mendapat perhatian yang besar baik dari pemerintah maupun masyarakat agar dapat berkembang bersama pelaku ekonomi lainnya. Fokus terhadap produk unggulan daerah sehingga kebijakan pemerintah kedepan perlu di upayakan lebih kondusif bagi tumbuh kembangnya UKM, seperti membangun showroom Pusat Produksi UKM Tarakan di daerah lain, mengembangkan kemitraan yang saling menguntukan antara UB dan UKM, membuka luas sarana dan prasarana pelabuhan menjadi fungsi ekspor dan import barang serta meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusianya. Hampir semua usaha berawal dari UKM namun perkembangannya perlu langkah bersama pelaku usaha, pemerintah serta peran dari sektor perbankan dan investor karena pendanaan tidak dapat pula kita kesampingkan. Jadi pada intinya pemerintah memiliki kewajiban untuk memecahkan masalah klasik yang kerap menerpa UKM seperti akses pasar, modal dan teknologi. Upaya ini juga perlu adanya riset pasar melibatkan perguruan tinggi sebagai layanan pengembangan usaha dan kompetensi.
Tri Utami, Sp. MM, Pengusaha, Owner Kedai TimTeng dan Remasta