MBNews, Tarakan – Khazanah yang dimiliki etnis Tionghoa cukup beragam dan menarik untuk diketahui, sepertihalnya tradisi meramal pada saat Imlek banyak dilakukan oleh keyakinan Tri Darma ini. Seperti halnya di Klenteng Toa Pek Kong Tarakan yang berada di jalan Teuku Umar (Markoni) Kota Tarakan, usai melakukan sembahyang tidak sedikit warga Tionghoa menyempatkan diri untuk diramal baik menggunakan metode Ciam si atau menggunakan potongan bambu, maupun dengan melihat nasib melalui garis tangan.
“Banyak juga yang minta diramal, ingin tau apa yang terjadi selama 1 tahun kedepan.” Ungkap Akiang Tokoh spiritual umat kong hu cu yang sehari harinya mengabdikan diri di kelenteng toa pek kong Tarakan, kepada merahbirunews.com, Kamis (19/02/2015)
Dibeberkan, biasanya warga tionghoa pada saat diramal banyak yang menanyakan persoalan usaha, rumah tangga, perjodohan, pendidikan, dan lainnya dan semua ditanyakan khususnya persoalan kehidupan. Dari 2 jenis ramalan tersebut, Akiang mengakui ramalan ciam si lebih diminati daripada ramalan nasib menggunakan garis tangan.
“Ramalan garis tangan hanya sedikit yang mau dan ditakuti, sedangkan ramalan Ciam si lebih disukai.” Ujarnya.
Ada apa sampai ramalan garis tangan lebih ditakuti ? Akiang menjelaskan, dalam ramalan menggunakan garis tangan semuanya digambarkan secara jelas nasib yang diramal seperti apa kedepannya, sedangkan ramalan Ciam si punya batasan waktu yakni hanya setahun.
“Baik ciam si dan garis tangan sama-sama akurat.” Tuntas Akiang.
Untuk diketahui adapun ramalan ciamsi merupakan sejenis permainan meramal nasib yang didasarkan dari 100 kertas syair yang tersedia, yang setiap saat dilaksanakan jika berada di Klenten. Ramalan Ciam Si ini juga sebagai media untuk mengetahui peruntungan nasib dari seseorang, dimana biasanya orang yang bersangkutan harus terlebih dahulu mengikuti aturan tradisi yang ada dengan cara mengocok batang bambu kecil, menyerupai sumpit berukuran sekitar 10 cm yang diletakkan di dalam sebuah wadah gelas, dimana setiap batang bambu tersebut memiliki nomor yang sudah disesuaikan dengan jumlah kertas syair.
Tapi sebelum mengocok, seseorang harus melakukan permohonan melalui persembayangan terlebih dululu. Dengan cara menyebutkan nama dan usia dalam hati kemudian mengajukan permohonan di hadapan dewa yang berada di atas podium, baru melempar dua keping kayu berbentuk setengah lingkaran dengan masing-masing sisinya harus berlainan. Jika hasil lemparan dua keping kayu tadi sama-sama menunjukkan sisa yang sama, maka orang yang akan diramal belum memperoleh izin dari sang dewa. Namun bila sebaliknya, dua keping kayu tadi menunjukkan sisi yang berbeda, maka boleh melakukan ramalan Ciam Si, dengan mengocok batang bambu yang ada dalam wadah gelas.
Dan bila sebatang bambu yang telah dikocok, jatuh ke tanah maka angka yang tertera di batang kayu, disesuaikan dengan secarik kertas yang ada di kotak ramalan atau bisa juga dengan cara mencabut urutan kertas yang tertempel didinding, menurut urutan angka yang keluar setelah dilakukan pengocokan. Setiap kertas dalam ramalan Ciam Si ini, memiliki syair dan ramalan yang berbeda-beda, berupa peruntungan karir, jodoh, rezeki dan kehidupan rumah tangga.
Sedangkan Ramalan mengunakan Garis Tangan yakni Setiap manusia mempunyai garis tangan yang berbeda-beda. Garis tangan kiri dan yang kanan saja sudah berbeda. Dari garis tangan bisa diketahui apa yang pernah dialami (masa lalu) dan juga masa yang akan datang.
Di Dao Jiao Thai Shang Men ada ilmu untuk membaca garis tangan Ilmu membaca garis tangan ini berasal dari Zhong Guo yang umurnya sudah ribuan tahun dan berkembang sampai kemana-mana. Perlu diketahui juga bahwa ini bukan mistik, ini adalah sebuah ilmu yang bisa dipelajari dari buku atau bisa juga belajar dari seorang guru yang betul-betul menguasai teknik membaca garis tangan.
Apa saja yang bisa dibaca dan diketahui dari garis tangan ? Dari garis tangan, kita bisa mengetahui jodoh, usaha/karier, kondisi kesehatan, kejadian di masa lalu, masa depan dan ada beberapa lagi. (run)
