Kota Tarakan Terbebani Dengan Pemulangan Pekerja Ilegal Bermasalah

0
871
Agus Sutanto Kadinsosnaker Tarakan (run)
Agus Sutanto Kadinsosnaker Tarakan (run)

MBNews, Tarakan – Sebagai kota transit Tarakan memiliki begitu banyak persoalan yang menjadi pekerjaan rumah pemerintah kota selain persoalan banjir, listrik, air bersih hingga pendidikan. Salah satunya adalah persoalan yakni banyaknya warga terlantar yang didominasi oleh pekerja bermasalah dari kabupaten sekitar Tarakan.

Agus Sutanto Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker) Tarakan, Selasa ( 5/08/2014) mengatakan, Mayoritas warga terlantar yang sering ditemukan Satpol PP dan dipulangkan kedaerah asalnya adalah Migran bermasalah dalam artian para pekerja Ilegal dari luar Kalimantan Utara yang bekerja dikabupaten sekitar Tarakan.

“Dari data yang kita himpun, warga terlantar mayoritas bukan hanya sebatas warga miskin melainkan pekerja bermasalah yang meninggalkan tempatnya bekerja lari ke Tarakan akhirnya kehabisan uang serta persediaan lainnya.” Ucap Agus Sutanto.

Sebagai kota Transit menurut Agus, problem pemulangan warga terlantar yang mayoritas pekerja bermasalah menjadi beban anggaran bagi Pemerintah Kota. Betapa tidak, setiap tahunnya Pemkot Tarakan dalam hal ini Dinsosnaker harus selalu menganggarkan dana pemulangan warga terlantar kedaerah asal.

”Anggaran yang disiapkan dalam setahunnya sebesar Rp.90 Juta Rupiah, ini digunakan untuk pembelian tiket kapal dan uang saku, perorang diberi Rp.1.500.000.” Jelasnya

Bahkan warga terlantar yang sering dipulangkan, selain bermasalah dengan perusahaan tempat ia bekerja dikabupaten sekitar Tarakan, ada juga Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Ilegal yang melarikan dari dari tawau Malaysia ke Nunukan dan akhirnya terdampar di Tarakan.

“TKI Ilegal adajuga kita temukan, dan seharusnya ini bisa disikapi oleh kabupaten yang ada di Kaltara, sebab masalah pemulangan warga terlantar yang mayoritas pekerja bermasalah bukan hanya dibebankan pada Tarakan saja, daerah asal tujuan pekerja bermasalah tersebut ada di 4 kabupaten lainnya.” Tegas Agus.

Sesuai data Dinsosnaker Tarakan, pada Tahun 2013 Dinsos telah memulangkan pekerja bermasalah sebanyak 40 orang dan pada tahun ini sudah ada 20 orang yang dipulangkan. Kebanyakan pekerja bermasalah tersebut dari daerah Jawa, Sulawesi serta daerah lainnya yang ada di Indonesia. Pekerja bermasalah yang menjadi warga terlantar tersebut selain ada yang dipulangkan kedaerah asal, ada juga yang enggan pulang dan lebih memilih bekerja di Tarakan. (RUN/HFA)