Dirut PLN 3 Jam ‘Silaturahmi’ di Kejaksaan

0
879
Ilustrasi (google.com)
Ilustrasi (google.com)
Ilustrasi (google.com)

MBNews,Tarakan – Jika sebelumnya Seketaris Perusahaan (Sekper) PT.Pelayanan Listrik Negara (PLN) Tarakan Muyoto menyambangi Kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Tarakan. Kali ini giliran Direktur Utama PT.PLN Tarakan Sandhika Aflianto tertangkap basah tengah berkunjung ke kantor Kejari Tarakan, Kamis 5 Februari 2015. Namun ia membantah jika kedatangannya dikantor kejaksaan untuk memberikan keterangan terkait adanya dugaan suap dalam penetapan Penyesuaian Tarif Listrik Berkala (PTLB) 59 persen. Lantas, apa maksud sebenarnya ia datang ke kantor kejaksaan ?

“Saya hanya bersilaturahmi.”kata Sandhika singkat kepada merahbirunews.com

Dari pantauan yang dilakukan oleh tim merahbirunews.com, Sandhika yang mengendarai kendaraan dinasnya sempat 3 kali mondar-mandir di depan kantor kejaksaan. Sekitar pukul 13.00 wita, mobil yang dikendarai Sandhika sempat parkir di depan kantor kejaksaan, namun karena melihat keberadaan awak media yang stand by di kantor kejaksaan, akhirnya Sandhika menghindar dan bergegas meninggalkan kejaksaan.

Satu jam kemudian, tepatnya pukul 14.00 wita Sandhika kembali ke kantor kejaksaan, namun karena masih ada awak media yang menunggu dikejaksaan, Sandhika mengurungkan niatnya untuk turun dari mobilnya dan kembali menghindar. Melihat glagat dari Sandhika yang seakan-akan tidak mau ditemui wartawan, akhirnya seluruh awak media yang hadir di kejaksaan pun mengatur strategi untuk meninggalkan kantor kejaksaan untuk sementara waktu.

Strategi yang dilakukan junalis ini berhasil, setengah jam kemudian, tepatnya pukul 14.30 wita Sandhika kembali mendatangi kantor kejaksaan bersama dengan supir pribadinya. Karena melihat situasi sekitar yang sudah steril dari awak media, Sandhika pun turun dari mobilnya dengan setengah berlari untuk masuk ke dalam kantor kejaksaan.

Sekitar 3 jam Sandhika berada di dalam kantor kejaksaan. Akhirnya, sekitar pukul 17.30 wita, ia keluar dari kantor kejaksaan. Namun orang nomor satu dijajaran PT.PLN Tarakan ini kaget bukan main, karena di depan kantor kejaksaan sudah ada beberapa wartawan yang menunggu.

Sandhika pun dicecar pertanyaan oleh wartawan terkait kedatangannya ke kantor kejaksaan, apakah dirinya tengah diperiksa atau hanya memberikan keterangan.

“Oh nggak saya hanya bersilaturahmi.” Jawab Sandhika lagi.

Sandhika tampak panik menghadapi pertanyaan wartawan dan tidak menggubris pertanyaan lain yang dilayangkan kepada dirinya. Sambil berlari ia pun masuk ke dalam mobil dan meninggalkan kantor kejaksaan.

Di konfirmasi terpisah, Kepala Kejaksaan Negeri Tarakan Fajaruddin Yusuf menjelaskan,dirinya sudah menginstruksikan kepada timnya untuk menindak lanjuti laporan adanya dugaan penyuapan di dalam penetapan PTLB 59 persen. Meski demikian hingga saat ini dirinya belum mau berkomentar banyak terkait sampai mana proses penyelidikan yang dilakukan oleh tim dari kejaksaan.

“Saya belum tau, karena saya belum lihat, yang menangani itu tim dan datanya belum diserahkan ke saya.”Ujar Fajaruddin.

Namun pada intinya, pihak kejaksaan mengaku tetap akan menindak lanjuti semua laporan yang masuk di kejaksaan. Ia juga menegaskan kepada semua pihak yang melapor agar lebih mempunyai data yang lebih valid agar pihak kejaksaan bisa menguak sampai keakar-akarnya.

“Kepada yang melapor juga harusnya mempunyai data yang valid dan lengkap dulu. Kalau hanya sekedar omongan itu tidak kuat. Apalagi yang namanya suap seperti ini. Harus ada bukti yang valid,” Tegasnya.

Meski demikian Fajaruddin berjanji akan terus melakukan penyelidikan dan berupaya untuk mencari bukti-bukti baru yang lebih valid lagi terkait dugaan peyuapan PTLB 59 persen. Ia pun meminta kepada masyarakat agar bisa lebih bersabar menunggu hasil dari penyelidikan yang tengah dilakukan oleh pihaknya.

“Kalau ada masyarakat yang mempunyai bukti atau data terbaru terkait dugaan penyuapan ini bisa langsung serahkan ke kejaksaan, walaupun bukti itu banyak tidak masalah, dan bukti itu tidak harus dari si pelapor, tapi masyarakat lain juga bisa.” Tuntas Fajaruddin. (nsa/run)